Vaksin Baru TBC Disiapkan : Harapan Baru untuk Gantikan Vaksin BCG

Kilasnegara.site - Tuberkulosis (TBC) tetap menjadi salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia, menyebabkan sekitar 10,6 juta kasus baru dan 1,3 juta kematian pada tahun 2022, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di Indonesia, sebagai salah satu negara dengan beban TBC tertinggi, kebutuhan akan vaksin yang lebih efektif untuk mencegah penyakit ini sangat mendesak.

Vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG), yang telah digunakan sejak tahun 1921, adalah satu-satunya vaksin TBC yang tersedia hingga saat ini. Namun, keterbatasan BCG, terutama efektivitasnya yang terbatas pada TBC paru dewasa dan perlindungan yang bervariasi berdasarkan lokasi geografis, mendorong pengembangan vaksin TBC generasi baru. Artikel ini akan membahas perkembangan vaksin baru yang berpotensi menggantikan BCG, tantangan yang dihadapi, dan harapan untuk masa depan.

Keterbatasan Vaksin BCG

Vaksin BCG, yang terbuat dari strain bakteri Mycobacterium bovis yang dilemahkan, efektif dalam mencegah bentuk TBC berat pada anak-anak, seperti meningitis TBC dan TBC milier, dengan tingkat perlindungan mencapai 70-80%. Namun, vaksin ini kurang efektif dalam mencegah TBC paru pada remaja dan dewasa, yang merupakan bentuk paling umum dan menular dari penyakit ini.

Selain itu, perlindungan BCG hanya bertahan sekitar 15-20 tahun di beberapa wilayah, meskipun di daerah seperti Alaska dilaporkan dapat bertahan hingga 50-60 tahun. Variasi efikasi ini dipengaruhi oleh faktor geografis, genetik, dan lingkungan, yang belum sepenuhnya dipahami.

BCG juga tidak direkomendasikan untuk individu dengan sistem imun lemah, seperti penderita HIV, karena risiko efek samping yang serius. Oleh karena itu, meskipun BCG telah menyelamatkan banyak nyawa, terutama pada anak-anak, kebutuhan akan vaksin yang lebih efektif untuk semua kelompok usia, termasuk yang mampu mencegah TBC paru dan TBC resisten obat, menjadi prioritas global.

Kandidat Vaksin TBC Baru


Berbagai upaya pengembangan vaksin TBC generasi baru sedang dilakukan untuk mengatasi keterbatasan BCG. Beberapa kandidat vaksin yang menjanjikan meliputi:

1. Vaksin M72/AS01E

Salah satu kandidat vaksin yang paling menjanjikan adalah M72/AS01E, yang saat ini sedang dalam tahap uji klinis fase ketiga di beberapa negara dengan beban TBC tinggi, termasuk Indonesia, Afrika Selatan, Kenya, Malawi, dan Zambia. Vaksin ini dirancang untuk memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap TBC paru pada remaja dan dewasa, serta mencegah kekambuhan pada pasien yang telah menyelesaikan pengobatan. M72/AS01E menggunakan teknologi adjuvan untuk meningkatkan respons imun tubuh terhadap Mycobacterium tuberculosis. Penelitian yang didanai oleh Wellcome Trust dan Bill & Melinda Gates Foundation menunjukkan hasil awal yang menjanjikan, meskipun data efikasi penuh masih menunggu hasil uji klinis tahap akhir.

2. Vaksin Berbasis mRNA

Perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, bekerja sama dengan Biofarma dari Indonesia, sedang mengembangkan vaksin TBC berbasis teknologi mRNA, yang terinspirasi dari keberhasilan vaksin COVID-19. Vaksin ini saat ini dalam tahap penjajakan untuk uji klinis fase kedua di Indonesia. Teknologi mRNA memungkinkan pembuatan vaksin yang lebih cepat dan fleksibel, dengan potensi untuk menargetkan antigen spesifik dari Mycobacterium tuberculosis. Jika berhasil, vaksin ini bisa menjadi terobosan besar dalam pencegahan TBC.

3. BCG Rekombinan

Pendekatan lain adalah memodifikasi vaksin BCG secara genetik untuk meningkatkan kemanjurannya. BCG rekombinan bertujuan mempertahankan profil keamanan BCG sambil meningkatkan kemampuan perlindungan terhadap TBC paru dewasa. Meskipun masih dalam tahap penelitian, pendekatan ini dianggap memiliki potensi karena memanfaatkan infrastruktur produksi BCG yang sudah ada.

4. MVA85A

Vaksin MVA85A, yang menggunakan virus Modified Vaccinia Ankara untuk mengekspresikan antigen 85A dari Mycobacterium tuberculosis, awalnya diharapkan dapat meningkatkan efek proteksi BCG. Namun, uji klinis fase kedua menunjukkan bahwa MVA85A tidak memberikan perbedaan signifikan dalam mencegah TBC aktif atau laten, sehingga pengembangannya kurang berhasil dibandingkan kandidat lain.

Posting Komentar

0 Komentar